:::...MAU DESAIN GEDUNG...:::

Saya Siap Membantu Semua Desain Arsitektur Yang Anda Butuhkan.

( Rumah Tinggal, Kantor, Ruko, Hotel, Apartment, Villa, Plaza, Toko,Gudang Dll )

Hanya 3 proses saja Impian anda akan terwujud ikuti langkah-langkahnya dibawah ini……………

ANDA SENANG SAYA SENANG

- Biaya desain sangat murah, jauh dibawah harga normal.
- Tata letak ruangan di dalam rumah akan lebih teratur
- Memanfaatkan secara maksimal luas lahan.
- Efisien karena konsultasi dapat dilakukan dimanapun Anda / Klien berada.

Desain yang akan Anda / Klien dapatkan meliputi :

- Lay Out
- Site Plan
- Denah lt. 01, dst
- Tampak Depan & Samping
- Potongan A-A & B-B
- Perspektif 1 View

( Semua pengerjaan secara digital atau cetak kertas A3 )

Gratis untuk Anda / Klien yang menggunakan jasa kami :

- 2 (dua) kali revisi gambar (bukan revisi total)
- 2 (dua) kali konsultasi via email/sms/chat/call : 08121795425
- Biaya kirim melalui TiKi di Indonesia
- Desain-desain untuk keperluan tempat ibadah/sosial hanya kena biaya cetak & kirim

Hari Ini Fee Desain : Rp. 20.000,- per m²

Minimal Luas Bangunan 400 m2

< 400 m2 = 400 m2

Bila menghendaki gambar kerja lebih detail

harga nego

Proses Kerja

Untuk mendesain rumah Anda dengan order online, maka berikut tahap proses yang akan dilakukan :

I. Data dari Anda / Klien :

- Ukuran tanah : 20 x 20 = 400 m²

- Jumlah, ukuran dan fungsi ruang (misalnya Anda / Klien menginginkan nanti ruangannya apa aja, bangunannya 2 lantai, ada dapur teras r tamu dll) kalau bisa lampirkan foto/gambar bangunan sebagai pendekatan

- Peraturan bangunan dari lokal dan pemerintah daerah (misalnya garis sepadan bangunan)

- Peta Lokasi ( Arah Mata Angin, posisi lahan ada di mana )

* ANDA SCAN KIRIM EMAIL KE : onarsitek@yahoo.com

Beritahu saya sms ke : 08121795425

II. Analisa dari Kami

- Perkiraan luas bangunan : Mis : 600 m² (Untuk Teras, Selasar dihitung 50 %nya )

Perkiraan biaya :

Rp. 20.000,- / m² x 600 m² = Rp. 12.000.000,-

- Kami sampaikan biaya yang harus Anda / Klien bayarkan dan kami akan kirimkan desain awal rumah dalam format jpg / gif via email untuk ditanggapi

- Setelah Anda / Klien setuju, lakukan transfer ke rekening kami sejumlah 50% dari perkiraan biaya :

Rp. 12.000.000 x 50% = Rp. 6.000.000,-

- Kirim konfirmasi pembayaran melalui email/sms ke 08121795425

berupa : *Nama*tanggal transfer*Nominalnya*.

Misal : *Budi*25/03/09*6.000.000*

* HUB SAYA – NEGO – ANDA TRANSFER KE : BNI 46 Cab. Unair Surabaya – 9025202-1

III. Gambar Paket

- Kami kerjakan kurang lebih 2 (dua) minggu (tergantung tingkat kesulitan),

- Selesai dan kondisi akhir luas bangunan 500 m² (termasuk luas teras,selasar dihitung 50 % ) dengan perhitungan biaya :

Total biaya akhir = Rp. 20.000,- / m² x 500 m²

= Rp.10.000.000,-

Sisa pembayaran = Rp.10.000.000,- - Rp. 6.000.000,-

= Rp. 4.000.000,-

- Setelah Desain selesai saya beritahu anda dan kirim format JPG lewat email.

- Anda / Klien melakukan pembayaran sisa transfer

ke rekening kami sejumlah Rp. 4.000.000,-

- Setelah transfer saya terima maka gambar akan saya cetak A3 dan saya kirim ke alamat anda

Selesai

TERIMA DISAIN YANG SIAP MEWUJUDKAN IMPIAN ANDA

Cepat Wujudkan IMPIAN ANDA Dengan 3 Proses diatas.

Kontak Saya :

ARSITEKTUR ONLINE

Rachmat Prasetyo, ST

Arsitek

08121795425

Jl. Jojoran I-G/11 Surabaya

Kamis, 15 April 2010

Bangunan Ramah Lingkungan Sudah Menjadi Kebutuhan

Bangunan Ramah Lingkungan Sudah Menjadi Kebutuhan

YOGYAKARTA - Konsep green building atau bangunan ramah lingkungan, menurut Dr Ir Henry Feriadi Msc, sepertinya sudah menjadi suatu keharusan di dunia properti saat ini. Sebab, ujar dia, bangunan ramah lingkungan akan memberikan kontribusi menahan laju pemanasan global dengan membenahi iklim mikro.

’’Di banyak negara, penerapan konsep green building terbukti menambah nilai jual,’’ katanya di sela-sela menyaksikan Festival Bedah Rumah 2008 di Jogya Expo Centre (JEC), Jl Janti, Yogyakarta, Minggu (4/5).

Di Indonesia, lanjut dia, penerapan konsep itu masih harus disosialisasikan karena ada pendapat bahwa bangunan ramah lingkungan mahal, sulit, dan tidak feasible secara bisnis.

Merancang desain bangunan green building memang tidak mudah. Namun bukan berarti tidak bisa dilakukan, salah satunya dengan menggunakan material bahan bangunan yang dapat meminimalkan penggunaan energi dan tidak mengandung bahan kimia serta mudah terurai.

’’Faktor ramah lingkungan pada material bangunan sangat penting terkait bagaimana bahan tersebut diproduksi dan dampak pemakaiannya di masa yang akan datang bagi lingkungan,’’ tuturnya yang sehari-hari sebagai staf pengajar di Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta.
Tahan Panas Contohnya pada material atap, bahan yang terbuat dari metal mempunyai nilai embedded energy yang tinggi sehingga tidak begitu ramah lingkungan. Atap yang terbuat dari bahan baku alami seperti serat selulosa atau fiber dinilai unggul dari sisi ramah lingkungan.

Melihat dari berbagai macam material bangunan ramah lingkungan yang ditawarkan, tambah dia, satu di antaranya adalah atap Onduline yang terbuat dari selulosa bitumen dan serat organik.

’’Atap ini merupakan lembaran yang ringan, bahan dasarnya campuran bitumen dan serat organik menjadikan produk ini ramah lingkungan. Mulai dari bahan material, proses produksi, hasil produk bahkan sampai sisa penggunaan produk dapat terurai secara alami,’’ papar Senior Sales Manager PT Onduline Indonesia Ferry Boen.

Bukan itu saja, lanjut dia, produk atap tersebut dapat pula menahan panas dan suara sehingga bisa memberikan kenyamanan di rumah tanpa harus menggunakan alat pendingin secara berlebihan. Kandungan bitumen di dalamnya menjadikan atap ini kuat dan tahan bocor. Untuk lebih memperkenalkan Onduline di masyarakat, mulai Sabtu (3/5) hingga Rabu (7/5) PT Onduline Indonesia mengikuti Festival Bedah Rumah 2008 di Jogya Expo Center (JEC). (sgt-70)

Bangunan Hijau, Hemat dan Ramah Lingkungan

Bangunan Hijau, Hemat dan Ramah Lingkungan





Kenaikan harga bahan bakar minyak memukul telak industri properti di Tanah Air. Harga bahan bangunan meroket, sementara daya beli masyarakat semakin menurun. Di tengah keterpurukan ekonomi seperti ini, kita dituntut hidup hemat, bertindak bijak, dan kreatif dalam segala lini kehidupan.

Kenaikan harga bahan bangunan membuat masyarakat yang berniat atau telanjur tengah merenovasi dan membangun rumah dipaksa mengevaluasi kembali rencana atau kegiatan pembangunan rumah yang sedang berlangsung.

Prioritas pekerjaan disusun ulang, utamakan kegiatan yang paling mendesak dilakukan. Penghematan pengeluaran dengan membelanjakan bahan bangunan yang paling diperlukan untuk pembangunan sekarang.

Ramah lingkungan = hemat

Fakta akibat pemanasan global mendorong lahirnya berbagai inovasi produk industri terus berkembang dalam dunia arsitektur dan bahan bangunan. Konsep pembangunan arsitektur hijau menekankan peningkatan efisiensi dalam penggunaan air, energi, dan material bangunan, mulai dari desain, pembangunan, hingga pemeliharaan bangunan itu ke depan.

Desain rancang bangunan memerhatikan banyak bukaan untuk memaksimalkan sirkulasi udara dan cahaya alami. Sedikit mungkin menggunakan penerangan lampu dan pengondisi udara pada siang hari.

Desain bangunan hemat energi, membatasi lahan terbangun, layout sederhana, ruang mengalir, kualitas bangunan bermutu, efisiensi bahan, dan material ramah lingkungan. Atap-atap bangunan dikembangkan menjadi taman atap (roof garden, green roof) yang memiliki nilai ekologis tinggi (suhu udara turun, pencemaran berkurang, ruang hijau bertambah).

Penggunaan material bahan bangunan yang tepat berperan besar dalam menghasilkan bangunan berkualitas yang ramah lingkungan. Beberapa jenis bahan bangunan ada yang memiliki tingkat kualitas yang memengaruhi harga. Penetapan anggaran biaya sebaiknya sesuai dengan anggaran biaya yang tersedia dan dilakukan sejak awal perencanaan sebelum konstruksi untuk mengatur pengeluaran sehingga bangunan tetap berkualitas.

Lakukanlah survei terlebih dahulu untuk mencari alternatif bahan bangunan yang bersifat praktis, mampu memberi solusi tepat kebutuhan bangunan, dan ramah lingkungan. Hal ini bisa dilihat mulai dari lama waktu proses pengerjaan, tingkat kepraktisan, dan hasil yang diperoleh.

Bangunan menggunakan bahan bangunan yang tepat, efisien, dan ramah lingkungan. Beberapa produsen telah membuat produk dengan inovasi baru yang meminimalkan terjadinya kontaminasi lingkungan, mengurangi pemakaian sumber daya alam tak terbarukan dengan optimalisasi bahan baku alternatif, dan menghemat penggunaan energi secara keseluruhan.

Bahan baku yang ramah lingkungan berperan penting dalam menjaga kelestarian lingkungan bumi. Beragam inovasi teknologi proses produksi terus dikembangkan agar industri bahan baku tetap mampu bersahabat dengan alam. Industri bahan bangunan sangat berperan penting untuk menghasilkan bahan bangunan yang berkualitas sekaligus ramah lingkungan.

Konstruksi yang berkelanjutan dilakukan dengan penggunaan bahan-bahan alternatif dan bahan bakar alternatif yang dapat mengurangi emisi CO2 sehingga lebih rendah daripada kadar normal bahan baku yang diproduksi sebelumnya.

Bahan baku alternatif yang digunakan pun beragam. Bahan bangunan juga memengaruhi konsumsi energi di setiap bangunan. Pada saat bangunan didirikan konsumsi energi antara 5-13 persen dan 87-95 persen adalah energi yang dikonsumsi selama masa hidup bangunan.

Bangunan hijau

Semen, keramik, batu bata, aluminium, kaca, dan baja sebagai bahan baku utama dalam pembuatan sebuah bangunan berperan penting dalam mewujudkan konsep bangunan ramah lingkungan.

Untuk kerangka bangunan utama dan atap, kini material kayu sudah mulai digantikan material baja ringan. Isu penebangan liar (illegal logging) akibat pembabatan kayu hutan yang tak terkendali menempatkan bangunan berbahan kayu mulai berkurang sebagai wujud kepedulian dan keprihatinan terhadap penebangan kayu dan kelestarian bumi. Peran kayu pun perlahan mulai digantikan oleh baja ringan dan aluminium.

Baja ringan dapat dipilih berdasarkan beberapa tingkatan kualitas tergantung dari bahan bakunya. Rangka atap dan bangunan dari baja memiliki keunggulan lebih kuat, antikarat, antikeropos, antirayap, lentur, mudah dipasang, dan lebih ringan sehingga tidak membebani konstruksi dan fondasi, serta dapat dipasang dengan perhitungan desain arsitektur dan kalkulasi teknik sipil.

Kusen jendela dan pintu juga sudah mulai menggunakan bahan aluminium sebagai generasi bahan bangunan masa datang. Aluminium memiliki keunggulan dapat didaur ulang (digunakan ulang), bebas racun dan zat pemicu kanker, bebas perawatan dan praktis (sesuai gaya hidup modern), dengan desain insulasi khusus mengurangi transmisi panas dan bising (hemat energi, hemat biaya), lebih kuat, tahan lama, antikarat, tidak perlu diganti sama sekali hanya karet pengganjal saja, tersedia beragam warna, bentuk, dan ukuran dengan tekstur variasi (klasik, kayu).

Bahan dinding dipilih yang mampu menyerap panas matahari dengan baik. Batu bata alami atau fabrikasi batu bata ringan (campuran pasir, kapur, semen, dan bahan lain) memiliki karakteristik tahan api, kuat terhadap tekanan tinggi, daya serap air rendah, kedap suara, dan menyerap panas matahari secara signifikan.

Penggunaan keramik pada dinding menggeser wallpaper merupakan salah satu bentuk inovatif desain. Dinding keramik memberikan kemudahan dalam perawatan, pembersihan dinding (tidak perlu dicat ulang, cukup dilap), motif beragam dengan warna pilihan eksklusif dan elegan, serta menyuguhkan suasana ruang yang bervariasi.

Fungsi setiap ruang dalam rumah berbeda-beda sehingga membuat desain dan bahan lantai menjadi beragam, seperti marmer, granit, keramik, teraso, dan parquet. Merangkai lantai tidak selalu membutuhkan bahan yang mahal untuk tampil artistik.

Lantai teraso (tegel) berwarna abu-abu gelap dan kuning yang terkesan sederhana dan antik dapat diekspos baik asal dikerjakan secara rapi. Kombinasi plesteran pada dinding dan lantai di beberapa tempat akan terasa unik. Teknik plesteran juga masih memberi banyak pilihan tampilan.

Konsep ramah lingkungan dewasa ini juga telah merambah ke dunia sanitasi. Septic tank dengan penyaring biologis (biological filter septic tank) berbahan fiberglass dirancang dengan teknologi khusus untuk tidak mencemari lingkungan, memiliki sistem penguraian secara bertahap, dilengkapi dengan sistem desinfektan, hemat lahan, antibocor atau tidak rembes, tahan korosi, pemasangan mudah dan cepat, serta tidak membutuhkan perawatan khusus.

Kotoran diproses penguraian secara biologis dan filterisasi secara bertahap melalui tiga kompartemen. Media kontak yang dirancang khusus dan sistem desinfektan sarana pencuci hama yang digunakan sesuai kebutuhan membuat buangan limbah kotoran tidak menyebabkan pencemaran pada air tanah dan lingkungan.

Untuk mengantisipasi krisis air bersih, kita harus mengembangkan sistem pengurangan pemakaian air (reduce), penggunaan kembali air untuk berbagai keperluan sekaligus (reuse), mendaur ulang buangan air bersih (recycle), dan pengisian kembali air tanah (recharge).

Beberapa arsitek sudah mulai mengembangkan sistem pengolahan air limbah bersih yang mendaur ulang air buangan sehari-hari (cuci tangan, piring, kendaraan, bersuci diri) maupun air limbah (air buangan dari kamar mandi) yang dapat digunakan kembali untuk mencuci kendaraan, membilas kloset, dan menyirami taman, serta membuat sumur resapan air (1 x 1 x 2 meter) dan lubang biopori (10 sentimeter x 1 meter) sesuai kebutuhan.

Penggunaan panel sel surya meringankan kebutuhan energi listrik bangunan dan memberikan keuntungan tidak perlu takut kebakaran, hubungan pendek (korsleting), bebas polusi, hemat listrik, hemat biaya listrik, dan rendah perawatan. Panel sel surya diletakkan di atas atap, berada tepat pada jalur sinar matahari dari timur ke barat dengan posisi miring. Kapasitas panel sel surya harus terus ditingkatkan sehingga kelak dapat memenuhi kebutuhan energi listrik setiap bangunan.

Pada akhirnya di tengah kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) dan krisis ekonomi sekarang, cara pandang merencanakan atau merenovasi bangunan sudah harus mulai diubah. Bagaimana menghadirkan bangunan yang hemat (bahan bangunan, waktu, tenaga) yang berujung pada penghematan anggaran biaya dengan tetap menjaga kualitas dan tampilan bangunan, serta ramah lingkungan. Selamat mewujudkannya.

NIRWONO JOGA Penggiat Arsitektur Hijau

Bangunan Hijau, Hemat dan Ramah Lingkungan

Bangunan Hijau, Hemat dan Ramah Lingkungan





Kenaikan harga bahan bakar minyak memukul telak industri properti di Tanah Air. Harga bahan bangunan meroket, sementara daya beli masyarakat semakin menurun. Di tengah keterpurukan ekonomi seperti ini, kita dituntut hidup hemat, bertindak bijak, dan kreatif dalam segala lini kehidupan.

Kenaikan harga bahan bangunan membuat masyarakat yang berniat atau telanjur tengah merenovasi dan membangun rumah dipaksa mengevaluasi kembali rencana atau kegiatan pembangunan rumah yang sedang berlangsung.

Prioritas pekerjaan disusun ulang, utamakan kegiatan yang paling mendesak dilakukan. Penghematan pengeluaran dengan membelanjakan bahan bangunan yang paling diperlukan untuk pembangunan sekarang.

Ramah lingkungan = hemat

Fakta akibat pemanasan global mendorong lahirnya berbagai inovasi produk industri terus berkembang dalam dunia arsitektur dan bahan bangunan. Konsep pembangunan arsitektur hijau menekankan peningkatan efisiensi dalam penggunaan air, energi, dan material bangunan, mulai dari desain, pembangunan, hingga pemeliharaan bangunan itu ke depan.

Desain rancang bangunan memerhatikan banyak bukaan untuk memaksimalkan sirkulasi udara dan cahaya alami. Sedikit mungkin menggunakan penerangan lampu dan pengondisi udara pada siang hari.

Desain bangunan hemat energi, membatasi lahan terbangun, layout sederhana, ruang mengalir, kualitas bangunan bermutu, efisiensi bahan, dan material ramah lingkungan. Atap-atap bangunan dikembangkan menjadi taman atap (roof garden, green roof) yang memiliki nilai ekologis tinggi (suhu udara turun, pencemaran berkurang, ruang hijau bertambah).

Penggunaan material bahan bangunan yang tepat berperan besar dalam menghasilkan bangunan berkualitas yang ramah lingkungan. Beberapa jenis bahan bangunan ada yang memiliki tingkat kualitas yang memengaruhi harga. Penetapan anggaran biaya sebaiknya sesuai dengan anggaran biaya yang tersedia dan dilakukan sejak awal perencanaan sebelum konstruksi untuk mengatur pengeluaran sehingga bangunan tetap berkualitas.

Lakukanlah survei terlebih dahulu untuk mencari alternatif bahan bangunan yang bersifat praktis, mampu memberi solusi tepat kebutuhan bangunan, dan ramah lingkungan. Hal ini bisa dilihat mulai dari lama waktu proses pengerjaan, tingkat kepraktisan, dan hasil yang diperoleh.

Bangunan menggunakan bahan bangunan yang tepat, efisien, dan ramah lingkungan. Beberapa produsen telah membuat produk dengan inovasi baru yang meminimalkan terjadinya kontaminasi lingkungan, mengurangi pemakaian sumber daya alam tak terbarukan dengan optimalisasi bahan baku alternatif, dan menghemat penggunaan energi secara keseluruhan.

Bahan baku yang ramah lingkungan berperan penting dalam menjaga kelestarian lingkungan bumi. Beragam inovasi teknologi proses produksi terus dikembangkan agar industri bahan baku tetap mampu bersahabat dengan alam. Industri bahan bangunan sangat berperan penting untuk menghasilkan bahan bangunan yang berkualitas sekaligus ramah lingkungan.

Konstruksi yang berkelanjutan dilakukan dengan penggunaan bahan-bahan alternatif dan bahan bakar alternatif yang dapat mengurangi emisi CO2 sehingga lebih rendah daripada kadar normal bahan baku yang diproduksi sebelumnya.

Bahan baku alternatif yang digunakan pun beragam. Bahan bangunan juga memengaruhi konsumsi energi di setiap bangunan. Pada saat bangunan didirikan konsumsi energi antara 5-13 persen dan 87-95 persen adalah energi yang dikonsumsi selama masa hidup bangunan.

Bangunan hijau

Semen, keramik, batu bata, aluminium, kaca, dan baja sebagai bahan baku utama dalam pembuatan sebuah bangunan berperan penting dalam mewujudkan konsep bangunan ramah lingkungan.

Untuk kerangka bangunan utama dan atap, kini material kayu sudah mulai digantikan material baja ringan. Isu penebangan liar (illegal logging) akibat pembabatan kayu hutan yang tak terkendali menempatkan bangunan berbahan kayu mulai berkurang sebagai wujud kepedulian dan keprihatinan terhadap penebangan kayu dan kelestarian bumi. Peran kayu pun perlahan mulai digantikan oleh baja ringan dan aluminium.

Baja ringan dapat dipilih berdasarkan beberapa tingkatan kualitas tergantung dari bahan bakunya. Rangka atap dan bangunan dari baja memiliki keunggulan lebih kuat, antikarat, antikeropos, antirayap, lentur, mudah dipasang, dan lebih ringan sehingga tidak membebani konstruksi dan fondasi, serta dapat dipasang dengan perhitungan desain arsitektur dan kalkulasi teknik sipil.

Kusen jendela dan pintu juga sudah mulai menggunakan bahan aluminium sebagai generasi bahan bangunan masa datang. Aluminium memiliki keunggulan dapat didaur ulang (digunakan ulang), bebas racun dan zat pemicu kanker, bebas perawatan dan praktis (sesuai gaya hidup modern), dengan desain insulasi khusus mengurangi transmisi panas dan bising (hemat energi, hemat biaya), lebih kuat, tahan lama, antikarat, tidak perlu diganti sama sekali hanya karet pengganjal saja, tersedia beragam warna, bentuk, dan ukuran dengan tekstur variasi (klasik, kayu).

Bahan dinding dipilih yang mampu menyerap panas matahari dengan baik. Batu bata alami atau fabrikasi batu bata ringan (campuran pasir, kapur, semen, dan bahan lain) memiliki karakteristik tahan api, kuat terhadap tekanan tinggi, daya serap air rendah, kedap suara, dan menyerap panas matahari secara signifikan.

Penggunaan keramik pada dinding menggeser wallpaper merupakan salah satu bentuk inovatif desain. Dinding keramik memberikan kemudahan dalam perawatan, pembersihan dinding (tidak perlu dicat ulang, cukup dilap), motif beragam dengan warna pilihan eksklusif dan elegan, serta menyuguhkan suasana ruang yang bervariasi.

Fungsi setiap ruang dalam rumah berbeda-beda sehingga membuat desain dan bahan lantai menjadi beragam, seperti marmer, granit, keramik, teraso, dan parquet. Merangkai lantai tidak selalu membutuhkan bahan yang mahal untuk tampil artistik.

Lantai teraso (tegel) berwarna abu-abu gelap dan kuning yang terkesan sederhana dan antik dapat diekspos baik asal dikerjakan secara rapi. Kombinasi plesteran pada dinding dan lantai di beberapa tempat akan terasa unik. Teknik plesteran juga masih memberi banyak pilihan tampilan.

Konsep ramah lingkungan dewasa ini juga telah merambah ke dunia sanitasi. Septic tank dengan penyaring biologis (biological filter septic tank) berbahan fiberglass dirancang dengan teknologi khusus untuk tidak mencemari lingkungan, memiliki sistem penguraian secara bertahap, dilengkapi dengan sistem desinfektan, hemat lahan, antibocor atau tidak rembes, tahan korosi, pemasangan mudah dan cepat, serta tidak membutuhkan perawatan khusus.

Kotoran diproses penguraian secara biologis dan filterisasi secara bertahap melalui tiga kompartemen. Media kontak yang dirancang khusus dan sistem desinfektan sarana pencuci hama yang digunakan sesuai kebutuhan membuat buangan limbah kotoran tidak menyebabkan pencemaran pada air tanah dan lingkungan.

Untuk mengantisipasi krisis air bersih, kita harus mengembangkan sistem pengurangan pemakaian air (reduce), penggunaan kembali air untuk berbagai keperluan sekaligus (reuse), mendaur ulang buangan air bersih (recycle), dan pengisian kembali air tanah (recharge).

Beberapa arsitek sudah mulai mengembangkan sistem pengolahan air limbah bersih yang mendaur ulang air buangan sehari-hari (cuci tangan, piring, kendaraan, bersuci diri) maupun air limbah (air buangan dari kamar mandi) yang dapat digunakan kembali untuk mencuci kendaraan, membilas kloset, dan menyirami taman, serta membuat sumur resapan air (1 x 1 x 2 meter) dan lubang biopori (10 sentimeter x 1 meter) sesuai kebutuhan.

Penggunaan panel sel surya meringankan kebutuhan energi listrik bangunan dan memberikan keuntungan tidak perlu takut kebakaran, hubungan pendek (korsleting), bebas polusi, hemat listrik, hemat biaya listrik, dan rendah perawatan. Panel sel surya diletakkan di atas atap, berada tepat pada jalur sinar matahari dari timur ke barat dengan posisi miring. Kapasitas panel sel surya harus terus ditingkatkan sehingga kelak dapat memenuhi kebutuhan energi listrik setiap bangunan.

Pada akhirnya di tengah kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) dan krisis ekonomi sekarang, cara pandang merencanakan atau merenovasi bangunan sudah harus mulai diubah. Bagaimana menghadirkan bangunan yang hemat (bahan bangunan, waktu, tenaga) yang berujung pada penghematan anggaran biaya dengan tetap menjaga kualitas dan tampilan bangunan, serta ramah lingkungan. Selamat mewujudkannya.

NIRWONO JOGA Penggiat Arsitektur Hijau

Rancangan Bangunan Ramah Lingkungan - Hemat Energi

Rancangan Bangunan Ramah Lingkungan - Hemat Energi


Isu pemanasan global masih menghangat di segala bidang kehidupan. Berbagai upaya terus dilakukan untuk menghambat pemanasan buana, perubahan iklim secara ekstrem, dan degradasi kualitas lingkungan.

Belum usai berbenah menata lingkungan, krisis ekonomi global kembali menggoyang sendi-sendi kehidupan kota dan kita, termasuk sektor properti. Krisis yang datang beruntun dan bertubi-tubi seharusnya sanggup menggugah kesadaran kita.


Bentuk arsitektur bangunan (rumah, gedung) harus berempati, tanggap, dan memberikan solusi. Salah satunya adalah memadukan bangunan (rumah, gedung) yang hemat energi dan ramah lingkungan. Beberapa bangunan
Bali condotel sudah mulai mengembangkan bangunan seperti ini.


Bak ibarat tubuh, kita perlu melakukan diet mengurangi kadar kolesterol dalam bangunan dan menjadikan bangunan lebih langsing dan segar yang dapat menyehatkan diri sendiri (kantong tabungan, bangunan, penghuni) dan lingkungan (warga, kota) serta menghindari stroke komplikasi sosial. Untuk itu, kita perlu mengenali pokok-pokok permasalahan dan upaya-upaya yang dapat dilakukan.


Pembangunan bangunan hemat energi dan ramah lingkungan harus murah, mudah, dan berdampak luas. Pengembangan kota hijau (green city), properti hijau (green property), bangunan hijau (green building), kantor/sekolah hijau (green school/office), hingga pemakaian produk hijau (green product) terus dilakukan untuk turut mengurangi pemanasan global dan krisis ekonomi global.


Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung mendorong pembangunan bangunan berarsitektur lokal terasa lebih ramah lingkungan dan selaras dengan lingkungan asal. Desain bangunan (green building) hemat energi, membatasi lahan terbangun, layout sederhana, ruang mengalir, kualitas bangunan bermutu, efisiensi bahan, dan material ramah lingkungan (green product).


Bangunan hijau mensyaratkan layout desain bangunan (10 persen), konsumsi dan pengelolaan air bersih (10 persen), pemenuhan energi listrik (30 persen), bahan bangunan (15 persen), kualitas udara dalam (20 persen), dan terobosan inovasi (teknologi, operasional) sebesar 15 persen.


Seberapa besar bangunan (rumah, gedung) yang akan dibangun? Cukup adalah cukup. Volume bangunan dijaga agar biaya pembangunan, pengoperasian, dan pemeliharaan terkendali dan lebih hemat.


Bangunan dirancang dengan massa ruang, keterbukaan ruang, dan hubungan ruang luar-dalam yang cair, teras lebar, ventilasi bersilangan, dan void berimbang yang secara klimatik tropis berfungsi untuk sirkulasi pengudaraan dan pencahayaan alami merata ke seluruh ruangan agar hemat energi. Termasuk dalam lantai keramik atau marmer. Kalau bisa cukup melakukan
poles marmer, jangan sampai menggantinya, karena bagian yang diganti hanya akan menjadi “sampah”.


Jika mempunyai hewan buatlah, kandang hewan peliharaan yang sederhana yang mencakup juga tempat makan hewan, pemandian hewan, tempat menaruh
obat hewan, dsb.


Semoga bermanfaat!!!


kompas.com

Memadukan Bangunan Hemat Energi dan Ramah Lingkungan

Memadukan Bangunan Hemat Energi dan Ramah Lingkungan

Memadukan Bangunan Hemat Energi dan Ramah Lingkungan
Kompas.com
NIRWONO JOGA Arsitek Lanskap
ISU pemanasan global masih menghangat di segala bidang kehidupan. Berbagai upaya terus dilakukan untuk menghambat pemanasan buana, perubahan iklim secara ekstrem, dan degradasi kualitas lingkungan.

Belum usai berbenah menata lingkungan, krisis ekonomi global kembali menggoyang sendi-sendi kehidupan kota dan kita, termasuk sektor properti. Krisis yang datang beruntun dan bertubi-tubi seharusnya sanggup menggugah kesadaran kita.

Bentuk arsitektur bangunan (rumah, gedung) harus berempati, tanggap, dan memberikan solusi. Salah satunya adalah memadukan bangunan (rumah, gedung) yang hemat energi dan ramah lingkungan.

Bak ibarat tubuh, kita perlu melakukan diet mengurangi kadar kolesterol dalam bangunan dan menjadikan bangunan lebih langsing dan segar yang dapat menyehatkan diri sendiri (kantong tabungan, bangunan, penghuni) dan lingkungan (warga, kota) serta menghindari stroke komplikasi sosial. Untuk itu, kita perlu mengenali pokok-pokok permasalahan dan upaya-upaya yang dapat dilakukan.

Pembangunan bangunan hemat energi dan ramah lingkungan harus murah, mudah, dan berdampak luas. Pengembangan kota hijau (green city), properti hijau (green property), bangunan hijau (green building), kantor/sekolah hijau (green school/office), hingga pemakaian produk hijau (green product) terus dilakukan untuk turut mengurangi pemanasan global dan krisis ekonomi global.

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung mendorong pembangunan bangunan berarsitektur lokal terasa lebih ramah lingkungan dan selaras dengan lingkungan asal. Desain bangunan (green building) hemat energi, membatasi lahan terbangun, layout sederhana, ruang mengalir, kualitas bangunan bermutu, efisiensi bahan, dan material ramah lingkungan (green product).

Bangunan hijau mensyaratkan layout desain bangunan (10 persen), konsumsi dan pengelolaan air bersih (10 persen), pemenuhan energi listrik (30 persen), bahan bangunan (15 persen), kualitas udara dalam (20 persen), dan terobosan inovasi (teknologi, operasional) sebesar 15 persen.

Seberapa besar bangunan (rumah, gedung) yang akan dibangun? Cukup adalah cukup. Volume bangunan dijaga agar biaya pembangunan, pengoperasian, dan pemeliharaan terkendali dan lebih hemat.

Bangunan dirancang dengan massa ruang, keterbukaan ruang, dan hubungan ruang luar-dalam yang cair, teras lebar, ventilasi bersilangan, dan void berimbang yang secara klimatik tropis berfungsi untuk sirkulasi pengudaraan dan pencahayaan alami merata ke seluruh ruangan agar hemat energi.

Pemanfaatan energi alternatif

Untuk menghemat pemakaian listrik, kita dapat menggunakan lampu hemat energi, mempertahankan suhu AC di 25º C, membuka tirai jendela bila memungkinkan agar terang, dan matikan peralatan elektronik jika tidak diperlukan (bukan posisi stand-by).

Penghuni diajak memanfaatkan energi alternatif dalam memenuhi kebutuhan listrik yang murah dan praktis, serta ditunjang pengembangan teknologi energi tenaga surya, angin, atau biogas untuk bangunan rumah/ gedung.

Penggunaan material lokal justru akan lebih menghemat biaya (biaya produksi, angkutan). Kreativitas desain sangat dibutuhkan untuk menghasilkan bangunan berbahan lokal menjadi lebih menarik, keunikan khas lokal, dan mudah diganti dan diperoleh dari tempat sekitar. Perpaduan material batu kali atau batu bata untuk fondasi dan dinding, dinding dari kayu atau gedeg modern (bambu), atap genteng, dan lantai teraso tidak kalah bagus dengan bangunan berdinding beton dan kaca, rangka dan atap baja, serta lantai keramik, marmer, atau granit. Motif dan ornamen lokal pada dekoratif bangunan juga memberikan nilai tambah tersendiri.

Pemanfaatan material bekas atau sisa untuk bahan renovasi bangunan juga dapat menghasilkan bangunan yang indah dan fungsional. Kusen, daun pintu atau jendela, kaca, teraso, hingga tangga dan pagar besi bekas masih bisa dirapikan, diberi sentuhan baru, dan dipakai ulang yang dapat memberikan suasana baru pada bangunan. Lebih murah dan tetap kuat.

Skala bangunan dan proporsi ruang terbuka harus memerhatikan koefisien dasar bangunan (KDB) dan koefisien dasar hijau (KDH) yang berkisar 40-70 persen ruang terbangun berbanding 30-60 persen untuk ruang hijau untuk bernapas dan menyerap air. Keseluruhan atau sebagian atap bangunan dikembalikan sebagai ruang hijau pengganti lahan yang dipakai massa bangunan di bagian bawahnya. Atap-atap bangunan dikembangkan menjadi taman atap (roof garden) dan dinding dijalari tanaman rambat (green wall) agar suhu udara di luar dan dalam turun, pencemaran berkurang, dan ruang hijau bertambah.

Pemanasan bumi

Keberadaan taman dan pohon penting dalam mengantisipasi pemanasan bumi. Ruang dalam bangunan diisi tanaman pot. Ruang hijau diolah menjadi kebun sayuran dan apotek hidup serta ditanami pohon buah-buahan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Penghuni dapat memelihara dan melindungi pohon dengan mengadopsi dan menjadi orangtua angkat pohon-pohon besar yang ada di depan jalan depan bangunan (rumah, gedung) kita.

Idealnya, air hujan bisa diserap ke dalam tanah sebesar 30 persen. Dengan banyaknya bangunan beton, jalan aspal, dan minim ruang terbuka hijau, kota (seperti Jakarta) hanya mampu menyerap 9 persen air hujan. Maka, saat musim hujan kebanjiran, musim panas kekeringan. Sementara konsumsi air dari PDAM hanya 47 persen, sedangkan air tanah mencapai 53 persen.

Bangunan harus mulai mengurangi pemakaian air (reduce), penggunaan kembali air untuk berbagai keperluan sekaligus (reuse), mendaur ulang buangan air bersih (recycle), dan mengisi kembali air tanah (recharge) dengan sumur resapan air (1 x 1 x 2 meter) dan/atau lubang resapan biopori (10 sentimeter x 1 meter).

Semua air limbah dimasukkan ke dalam sumur resapan air dengan pengolahan konvensional supaya tidak harus terlalu bergantung kepada sistem lingkungan yang ada. Cara hemat penggunaan air adalah tutup keran bila tidak diperlukan, jangan biarkan air keran menetes, hemat air saat cuci tangan dan cuci gelas/piring, pilih dual flush untuk toilet, selalu habiskan air yang Anda minum.

Dalam mengolah budaya sampah, bangunan menyediakan tempat pengolahan sampah mandiri sejak dari sumbernya. Penghuni diajak mengurangi (reduce) pemakaian barang sulit terurai. Sampah anorganik dipilah dan digunakan ulang atau dijual ke pemulung. Sampah organik diolah menjadi pupuk kompos untuk menyuburkan tanaman kebun. Tidak ada sampah yang terbuang (zero waste).

Menurut WHO (2006), 70 persen polusi di Jakarta berasal dari kendaraan bermotor. Menanam 5 pohon hanya mampu menyerap emisi CO2 yang dikeluarkan oleh 1 mobil! Dan, emisi per orang untuk menempuh tiap kilometer perjalanan dengan mobil pribadi adalah 15 kali bus. Kita perlu mengurangi penggunaan kendaraan pribadi, beralih ke alat transportasi publik ramah lingkungan, car pooling, ajak rekan-rekan searah, eco-driving. Beruntung jika bangunan dekat sekolah, pasar, atau kantor, kita cukup naik sepeda atau berjalan kaki.

Kita dapat menerapkan sistem manajemen lingkungan mulai dari rumah, sekolah, hingga kantor secara praktis dan sederhana untuk membantu dan mendukung terwujudnya bangunan hemat energi dan ramah lingkungan, menginspirasi penghuni dalam menerapkan kebiasaan ramah lingkungan, membantu menekan biaya rumah tangga, mengurangi konsumsi sumber daya alam, mempromosikan praktik lestari melalui peningkatan kesadartahuan penghuni, mempromosikan cara-cara mitigasi perubahan iklim lewat penghematan energi dan pemakaian energi terbarukan.

Fasade rumah modern minimalis

Fasade rumah modern minimalis
by astudio


Home design by astudio
Gaya rumah minimalis yang saat ini berkembang pesat memiliki kekhasan tersendiri dalam tampilan muka bangunannya. Seringkali, rumah-rumah minimalis menggunakan batuan, permainan unsur garis dan bidang, serta pewarnaan yang cenderung lebih berani daripada gaya arsitektur Mediterania maupun klasik. Perumahan-perumahan banyak menggunakan gaya minimalis ini sebagai gaya rumah andalan saat ini. Sepertinya masyarakat sedang sangat menggandrungi gaya ini. Gaya ini memang sebuah retro, hal yang akan kembali dari waktu-ke waktu.

Permainan pada permukaan dinding merupakan hal yang biasa dalam gaya arsitektur minimalis, karena kekuatan utama dalam desain modern minimalis biasanya terletak pada gubahan geometri dan penggunaan material. Hal ini semacam membuat 'lukisan' bergaya kubisme dan mengisi relung-relung bidang kubus dengan warna dan bahan yang berbeda.

Gaya minimalis di Indonesia sebenarnya telah mengalami perkembangan yang cukup berbeda daripada yang telah dipahami secara internasional sebagai 'minimalisme'. Gaya yang sesungguhnya pada minimalisme memiliki prinsip 'less is more' yang menggebu-gebu. Prinsip arsitektur modern minimalis ini sebenarnya mengikuti prinsip arsitektur 'form follow function' atau bentuk mengikuti fungsi. Karena itu bentuk-bentuk yang tidak perlu dihilangkan. Namun di Indonesia, kita mendapati ornamentasi atau hiasan-hiasan masih banyak digunakan, dan minimalisme telah menjadi sebuah gaya arsitektur yang berdiri sendiri, kadang-kadang 'gaya minimalis' dianggap sebagai istilah pengganti untuk 'gaya arsitektur modern'. Hal ini bisa dipahami, karena kebudayaan Indonesia yang sarat dengan ornamentasi atau hiasan.

Rumah kebun Ngandat (deDaunan)

Rumah kebun Ngandat (deDaunan)

by astudio Ruang hijau.... kebun yang cantik dan segar. Tempat ini bernama deDaunan, sebuah tempat untuk melepas penat dan menghilangkan rasa capek dalam kehidupan sehari-hari. Terletak di kebun rindang di dataran tinggi, seluruh area dibuat dengan pendekatan arsitektur ramah lingkungan, natural dan indah. Bangunan-bangunan dibuat dari bahan-bahan alami seperti kayu, bambu dan bata ekspos. Gemericik air terdengar di mana-mana membuat kita lupa beban pekerjaan dalam kehidupan kota yang sibuk.

Green open space... a beautiful and fresh garden. This place is named 'deDaunan' (leaves), a place to break free from everyday stress. Placed in a humid garden on a slope of a mountain, the whole area was arranged with environmentally friendly architecture, natural and beautiful. The buildings are made of natural materials like wood, bamboo and exposed brick. The sound of water everywhere make us forget the burden of work in the city.


Tempat untuk bersantai bersama keluarga, maupun bersama orang yang kita cintai. Arsitektur bangunannya terlihat asri dan bisa berdialog dengan lingkungannya. Karena dibuat dari bahan-bahan alami, maka menyatu dengan kayu dan daun rindang.

A place to relax with your family or the person you love. The architecture of the building is natural and make a dialog with the environment. Because they are made of natural materials, then it blends with the woods and leaves.


Penuh dengan fasilitas untuk menikmati alam, kawasan ini terlihat begitu hidup.
Full with facilities to enjoy nature, this place is so alive.


Ruang makan terbuka yang dapat dipakai untuk perjamuan, pertemuan, dan acara lain. Disini, meja-meja dan kursi ditata dengan baik dalam naungan atap tradisional.
The open dining tables can be used for meetings, supper, and other occation.


Terdapat banyak ruang-ruang untuk penginapan. Biasanya kawasan istirahat ini cukup diminati pada akhir minggu.
Many rooms for staying. Many people stay here in the weekend.


Bungalow yang seluruhnya terbuat dari kayu. Menurut pengelola, bule-bule susah beranjak pergi dari tempat seperti ini, karena di tempat asal mereka, bangunan yang asri dan otentik seperti ini tidak ada.
Bungalow that is made of wood. According to the manager, foreign people love this small houses, they can hardly leave. Because in where they come from, there is no green and authentic building like this.



Menikmati suasana ruangan bungalow dengan view kebun. Kami merasa tempat ini sangat sesuai untuk pengantin baru.
Enjoying the bungalow with the view of fields. We think it fits honeymooners.


Toilet menjadi menarik karena dibangun diluar. Mengingatkan kita pada rumah-rumah tinggal di desa.
Toilets becoming interesting because it is built outside. Remind us to the village houses in Java.


Keindahan alam dan lingkungan binaan yang menyatu, dapat menjadi inspirasi kita dalam mendesain hunian maupun resort.
The beauty of nature and the built environment, can be an inspiration for us when designing a house or a resort.


Dalam resort ini, dapat dijumpai pula aneka kerajinan lokal yang dapat dibeli dan dibawa pulang.
In here, we can also find interesting local crafts, like wares, masks and batik, to bring home.

Warna cerah berpadu manis dengan taman

Warna cerah berpadu manis dengan taman
by astudio, design by deRupa

Warna cerah, selain dapat membuat kita merasa lebih bergairah dan hidup, juga dapat menjadi perpaduan yang manis dengan taman. Umumnya kita banyak yang kurang berani menerapkan warna cerah untuk eksterior bangunan rumah, dengan alasan takut terlalu ngejreng.

Dalam contoh diatas, warna yang digunakan adalah warna-warna cerah dengan skema warna berani, yang berkisar pada warna-warna 'panas' merah, orange dan kuning. Tampaknya, warna tersebut menyatu dengan baik dengan warna hijau tetumbuhan yang ada, dan menimbulkan perpaduan yang menawan.

Warna-warna ini, memiliki kesan berani yang dapat dikaitkan dengan unsur kemudaan dan vitalitas. Bila Anda masih termasuk seseorang dengan usia muda, atau yang memiliki semangat tinggi dalam pekerjaan ataupun keahlian, warna-warna ini bisa jadi sesuai bagi kepribadian yang ditunjukkan dalam desain warna rumah Anda.

Warna-warna alam yaitu hijau pada siang hari dengan bantuan sinar matahari dapat tampil cerah dan mewarnai perpaduannya dengan warna cat tembok. Namun hati-hati dalam memilih warna panas ini, pilih dari gradasi yang nyaman untuk mata, dan kemungkinan, hindari warna ini pada tembok sebelah timur atau barat yang terkena matahari langsung, karena dapat meningkatkan kecerahannya.

Ruang hunian a la Resort

Ruang hunian a la Resort

Bagi Anda yang menyukai suasana resort, tentunya tidak asing dengan suasana refreshing yang hadir dari suatu tempat resort, bahkan saking berkesannya, kesan hunian yang refreshing itu seringkali ingin kita bawa ke hunian rumah kita. Tentunya hal ini bukanlah hal yang mengherankan. Bukankah kita sangat ingin rumah kita menjadi rumah dimana kita ingin menjadi segar setelah bekerja seharian, atau bagi ibu rumah tangga merasa huniannya memberikan kesehatan yang dibutuhkan bagi keluarga, serta memberikan kesan yang 'hidup' bagi mereka yang mengunjungi rumah kita.


Suasana
resort, seperti yang dalam foto diatas diambil dari sebuah kawasan resort Kaliandra
(dok foto oleh Iyal Fahri, dari dokumen perjalanan SAMM)

Mungkin cara termudah agar kita mendapatkan ide-ide menarik seputar rumah yang menyegarkan itu adalah bepergian ke resort-resort yang ada, dengan demikian kita membawa 'perbendaharaan' ide untuk diterapkan pada hunian rumah kita.


Ruang luar yang teduh rindang, namun tetap
stylish dan modern, merupakan pilihan desain dalam hunian-hunian modern dewasa ini. Perpaduan yang harmonis antara alam, bangunan dan aktivitas manusia, menciptakan lingkungan paling ideal bagi manusia, yang menyegarkan. Pada masa ini, kita membutuhkan kesegaran diantara kesibukan kerja yang semakin menuntut vitalitas prima.


Bahkan aktivitas yang sudah biasa dilakukan, seperti misalnya makan, dapat menjadi sesuatu yang refreshing karena didukung oleh suasana. Hal ini dapat kita adopsi dalam perencanaan hunian rumah tinggal kita agar memiliki efek yang sama.


Ruang kecil yang dapat dibuat secara maksimal mendukung suasana menyegarkan, seperti misalnya kolam ikan kecil ini, dimana ikan-ikan berenang dan menjadi sesuatu yang indah dilihat, dalam lingkungan kecil rumah kita.

Kualitas tempat-tempat resort yang memiliki kualitas unik biasanya memang dibuat dengan berbagai pendekatan, misalnya meskipun bangunannya biasa-biasa saja, bahan bangunannya yang unik. Biasanya tempat-tempat resort memiliki ketenangan tempat dan suasana yang menjual. Tengok saja, resort selalu dibuat dengan taman-taman yang rindang teduh, gunanya agar kita merasa dekat dengan alam. Menghirup udara segar, bermain air kolam, berendam di jacuzzy atau kolam khusus outdoor, atau sekedar menikmati santapan khas ala resort. Hmmm...

Karakter dari tempat-tempat resort memang selalu dekat dengan alam, sekaligus tetap stylish dan trendy. Resort-resort yang dibangun dengan konsep modern banyak yang memadukan unsur alam dengan penampilan bangunan yang unik. Hal yang sama sering diterapkan juga dalam desain hunian bernuansa resort, yang memadukan unsur alam dengan gaya modern yang tidak terlihat usang.


Merencanakan ruang-ruang sebagai pelengkap dalam hidup kita dengan menyertakan area yang dapat menjadi 'pelepas penat penglihatan', boleh jadi merupakan modal utama dalam desain rumah sehat sekaligus indah.

Tips Hunian a la Resort

Bagi Anda yang ingin membawa suasana resort dalam rumah Anda, tips-tips berikut dapat membantu Anda:

  • Pada saat berkonsultasi dengan arsitek atau merencanakan rumah tinggal, jangan lupa bahwa suasana asri ingin ditampilkan, sehingga berbagai keputusan penataan ruang-ruang didasarkan pada pertimbangan ini. Maksimalkan fungsi ruang luar seperti taman dalam rumah.
  • Milikilah area-area rumah yang dapat ditanami atau hijau, kadang-kadang biarkan arsitek memberikan ide-ide seputar kehijauan taman, dimana letak taman, elemen taman dan sebagainya
  • Biarkan ruang-ruang dalam rumah lebih terbuka dengan menggunakan kaca-kaca atau bidang transparan kearah taman
  • Usahakan agar taman atau area hijau dapat dinikmati dari dalam dan sekitar rumah, misalnya dengan menempatkan area duduk disekitar taman untuk digunakan duduk-duduk pada sore hari sambil menikmati teh dan kudapan kecil
  • Bila Anda memiliki peralatan olahraga atau berencana memiliki area khusus olahraga, tempatkan sedemikian rupa area olahraga berdekatan dengan taman atau bahkan menyatu dengan taman. Tujuannya adalah penyatuan aktivitas olahraga dengan aktivitas refreshing maupun berkumpul outdoor dengan keluarga.
  • Area makan pagi bisa didekatkan dengan area oudoor taman dalam rumah, agar penghuni yang breakfast bisa sembari menikmati bias sinar mentari yang menyegarkan.

Masih banyak ide-ide menarik lainnya soal menata rumah agar memiliki kualitas refreshing laksana resort. Tentu saja dalam hal ini kita memerlukan kreativitas dalam menata hunian agar lebih refreshing lagi. Sekedar mengingatkan, bila Anda sedang merencanakan rumah tinggal, konsultasikan hal ini dengan arsitek Anda. Selamat ber-resort ria!

Gebyok, bisa menjadi ciri rumah gaya etnik terkuat

Gebyok, bisa menjadi ciri rumah gaya etnik terkuat


Gebyok... Hmm, mendengar kata ini pasti yang terkesan dalam benak Anda adalah sebuah portal atau pintu kayu dengan ukiran tradisional yang rumit. Ya, memang gebyok banyak dipakai dalam rumah-rumah bergaya etnik, tentunya yang dimaksud disini terutama etnik Jawa.


Gambar salah satu contoh gebyok yang diletakkan antara ruang tamu dan ruang keluarga. Secara estetika, tampil menonjol dan berornamen (berhiasan). Kesan etnik yang sangat kuat menghadirkan secercah makna dari arsitektur Jawa dalam rumah tinggal modern.

Gebyok banyak didapatkan dari Jepara, sebuah kota di Jawa yang banyak menghasilkan berbagai kerajinan kayu yang terkesan etnik. Dalam rumah-rumah yang kebetulan kami kunjungi, gebyok-gebyok kayu ini menghiasi bagian dalam rumah, biasanya ditempatkan diantara ruang tamu menuju ruang keluarga.

Memang kerajinan khas negeri yang elok dipandang ini terasa tak lekang oleh jaman. Bahkan ada beberapa rumah dengan gaya minimalis yang turut memakai gabyok kayu ini, meskipun akhirnya penampilan dalam rumah tampil lebih ramai dan tidak lagi minimalis. Hal ini dapat dimaklumi, karena gebyok memang hasil kerajinan kayu yang menarik, sehingga banyak orang menginginkan memasukkan unsur kayu dengan ukiran tradisional ini dalam rumah mereka.


Sebuah contoh gebyok yang lebih rumit, dalam hal ini menjadi pengganti dinding tembok dengan jendela-jendela gaya jalusi khas rumah Jawa.

Memang jenis kayu yang digunakan untuk gebyok biasanya adalah kayu jati. Kayu ini memiliki harga tinggi sehingga harga gebyok biasanya juga relatif tinggi. Entah mengapa memandang gebyok kayu dalam rumah kita terasa sangat segar dan sejuk, mungkin karena unsur kayu dan kesan tradisi Jawa yang kental membuatnya tampil segar sekaligus bermakna.

Gaya arsitektur etnik untuk rumah - Tren gaya yang sudah tren dari dulu

Gaya arsitektur etnik untuk rumah - Tren gaya yang sudah tren dari dulu
catatan Probo Hindarto:
Dua hari yang lalu sebuah koran harian Ibukota (harian Kontan) mengadakan interview dengan saya, yang kira-kira isinya dapat Anda temukan dalam artikel ini. .

Pada masa modern ini, dimana hidup sehari-hari banyak dipengaruhi oleh budaya modern, kita bisa menyimak ada tren arsitektur yang mulai banyak hadir dalam bangunan rumah tinggal, yaitu tren gaya etnik. Secara etimologi (bahasa), etnik berarti populasi dengan kesamaan dalam budaya, nenek moyang atau kebiasaan tertentu. Dalam hal ini, gaya arsitektur etnik adalah yang mengadopsi kebudayaan lokal Indonesia. Akhir-akhir ini sering kita jumpai desain rumah maupun perumahan yang mengusung 'gaya etnik' sebagai gaya andalannya.

Apa itu gaya etnik?
Apa yang termasuk tren gaya etnik? Gaya arsitektur Bali termasuk gaya etnik yang digemari. Hal ini tidak mengherankan, karena Bali adalah tujuan wisata yang menyenangkan dan terkenal, serta memiliki pemandangan, resort dan fasilitas refreshing yang dicari banyak orang. Bali selalu mengingatkan kita pada resort, rekreasi, tempat wisata, pantai maupun hutan-hutan perawan dengan kehidupan sosial yang unik.


Rumah bergaya etnik Bali yang terkesan refreshing, karena Bali selalu mengingatkan kita pada suasana liburan dan rekreasi.
(foto; Probo Hindarto, astudio)

Tren gaya etnik lain seperti gaya Jawa, maupun gaya lokal lainnya seperti rumah panggung dari Kalimantan, Sumatera, Papua dan wilayah lainnya memiliki bentuk-bentuk dan ornamen khusus yang bisa membuat rumah kita semakin unik. Tren gaya etnik sebenarnya sudah mengalami pergeseran dari gaya tradisional yang sesungguhnya dalam masyarakat kita. Bila kita termasuk orang-orang modern dengan gaya hidup modern, maka kita cenderung memakai desain dengan pendekatan rancangan modern.

Seperti apa rancangan modern dalam rumah tinggal itu? Well, pertama saya ingin membandingkannya dengan rancangan rumah tradisional. Pernahkah Anda ingat, barangkali Anda pernah pergi ke suatu tempat di desa dan mengunjungi rumah yang kelihatannya cukup tradisional? Biasanya rumah-rumah tinggal didesa masih memegang teguh adat istiadat dalam menata rumah. Misalnya seperti ruang tamu harus didepan, dapur harus dibelakang. Pendopo menyambut tamu yang datang ke rumah. Inilah yang disebut hierarki, atau urutan ruang-ruang yang masih selalu digunakan oleh rumah tinggal yang penghuninya masih memegang teguh adat istiadat.

Rumah-rumah yang dirancang dengan 'pendekatan' modern ini biasanya tidak lagi menganut hierarki seperti rumah-rumah tradisional, bahkan penataan ruangnya sangat bebas. Ruang-ruang hanya dibangun bila dibutuhkan, dan tidak ada keharusan meletakkan ruang-ruang di mana. Dapur bisa berada didepan, kamar tidur bisa dibelakang sendiri, kamar mandi tidak perlu disembunyikan, bahkan menjadi bagian dari gaya hidup modern.

Dalam desain rumah modern; Dapur pun bisa berada di bagian depan rumah
Karena prinsip 'bentuk mengikuti fungsi', secara keren diungkapkan sebagai 'form follow function' yang diungkapkan oleh arsitek kenamaan modern Louis Sullivan, dapur bisa berada dibagian depan rumah, karena pilihan dari penghuni rumah tersebut. Gaya hidup modern yang menuntut serba cepat, praktis dan fungsional memungkinkan hal seperti; dapur harus berada didepan. Bayangkan sebuah kondisi; misalnya keluarga Anda semuanya sibuk. Sang Ayah harus bekerja, Sang Ibu bekerja pula, anak-anak sibuk sekolah atau kuliah. Maka pagi hari adalah saat-saat paling sibuk, dan sarapan harus dibuat dengan cepat, sehingga dapur akhirnya diletakkan didepan.

Hal ini adalah salah satu contoh saja bagaimana gaya hidup modern saat ini dapat mempengaruhi cara kita hidup dan akhirnya mempengaruhi desain rumah tinggal kita. Sebenarnya banyak contoh lainnya, seperti mulai banyak orang tidak lagi membutuhkan ruang tamu, karena lahan rumah sempit dan mereka jarang menerima tamu.

Mengadopsi gaya etnik dalam rumah modern
Gaya etnik kemudian diadopsi dalam rumah-rumah tinggal saat ini sebagai gaya arsitektur, seperti 'rumah bergaya Jawa', 'rumah bergaya Bali', dan sebagainya. Hal ini berarti; penataan dan desain denah rumah biasanya tetap mengikuti kebutuhan dalam hidup modern itu (ruang-ruangnya ditata secara fungsional, simple, dan mengikuti kebutuhan), sedangkan bentuk rumahnya mengadopsi gaya tradisional; sehingga muncullah genre baru dalam arsitektur rumah tinggal; yaitu rumah bergaya etnik


Furniture bertema etnik, yang menjadi keunikan tersendiri dalam rumah kita.
(foto; Probo Hindarto, astudio)


Patung bertema etnik seperti ini juga bisa menjadi unsur yang sangat menarik untuk memperindah rumah kita.
(foto; Probo Hindarto, astudio)

Gaya etnik tidak harus muncul secara utuh dalam rumah tinggal. Banyak orang berpendapat; memajang aksesoris dan ornamen hiasan rumah bertema etnik juga sudah mendukung sebuah gaya etnik. Misalnya, kita kebetulan memiliki rumah bergaya minimalis, lalu saat kita berjalan-jalan di Kalimantan kita menemukan sebuah patung bergaya etnik yang sepertinya menarik. Lalu kita pun membelinya dan memajang dalam rumah kita yang minimalis, hal ini berarti kita sudah mencoba memadukan gaya etnik dengan gaya modern. Berbagai aksesori dan hiasan bergaya etnik saat ini sudah banyak ditemui, seperti lukisan bergaya etnik, patung-patung bertema etnik, seperti patung Jawa, patung Asmat, dan sebagainya. Selain itu unsur kain, seperti batik, kain tradisional juga dapat digunakan sebagai aksen, misalnya memajangnya sebagai pengganti lukisan, atau dipakai sebagai taplak meja, diletakkan di punggung kursi sebagai aksen, dan sebagainya.

Gaya etnik yang lebih mendalam lagi, bisa diterapkan pada ornamen atau hiasan rumah. Misalnya kita menyukai ornamen atau hiasan pada kayu khas Sumatera, lalu kita menerapkannya pada kayu-kayu rumah kita, seperti pada lisplank (kayu dibawah genting), kayu pada penyangga teras, dan sebagainya. Ornamen atau hiasan bisa diterapkan secara lebih bebas.

Kesesuaian dengan gaya hidup modern
Apakah gaya etnik sesuai dengan kehidupan modern? Sebenarnya bila kita mengurut kembali gaya etnik ini dari kehidupan sehari-hari di tanah air, tentunya cukup sesuai kita menggunakan gaya etnik. Alasannya karena kita masih orang Indonesia yang bangga dengan tradisi kita. Menunjukkan bahwa kita masih 'orang Indonesia', meskipun kita sudah cukup modern.


Guci seperti ini, yang masih memiliki 'kesan etnik' dapat dipadukan dengan manis dengan rumah bergaya modern
(foto; Iyal Fahri, SAMM)

Hal ini berarti kita sebenarnya masih senang dan memiliki identitas sebagai orang Indonesia. Lagipula kita tidak harus memakai gaya etnik 'yang berat-berat' bukan? Hal-hal yang ringan-ringan saja seperti hiasan lukisan yang unik bertema etnik, atau patung bertema etnik bisa menjadi pajangan yang sangat menarik dalam ruangan di rumah kita, seperti ruang foyer, ruang tamu, ruang tidur, dan sebagainya.

Gaya etnik bisa menjadi gaya yang menarik untuk diterapkan dalam rumah tinggal kita. Ingin mencoba?

Gaya arsitektur Victorian

Gaya arsitektur Victorian
catatan Probo Hindarto:
Untuk sebuah edisi koran Seputar Indonesia (Sindo), saya diwawancara tentang arsitektur Victorian untuk diaplikasikan dalam desain rumah di Indonesia. Sebagai narasumber, saya hanya memberikan pendapat tentang gaya ini, namun dalam pengaplikasiannya tentu saja tergantung dari keinginan pemilik dan desain masing-masing arsitek. .

Berikut ini artikel dalam Sindo.


(Sumber gambar; architecturalhouseplans.com)

LifeStyle Home & Garden
Rumah Victorian Kontemporer nan Cantik
Rabu, 30/01/2008

RUMAH cantik bergaya Victorian ini merupakan kombinasi antara desain tradisional dan kontemporer yang modern. Gaya hunian yang asal Connecticut,AS,ini dapat menjadi inspirasi untuk Anda.

Bagaimana desainnya? Rumah yang unik dan berbeda dari yang lain menjadikan hunian Anda memiliki nilai prestise tersendiri. Desain dan arsitektur pun mengacu pada perkembangan gaya hidup masa kini yang bebas berekspresi dengan menampilkan bentuk geometris unik atau permainan warna. Gaya hidup modern dapat dituangkan dalam arsitektur hunian yang bergaya kontemporer. Seperti terlihat pada pilihan warna dan bentuk yang dinamis pada rumah rancangan Leigh Overland ini.”Selain dinamis dan penggunaan warna yang berani, pada rumah kontemporer juga lebih asimetris,”sebut arsitek Ir Widi Sudarmoko yang mengelola situs Bangunrumah. com.

Overland, seorang arsitek lulusan American University di Roma, Italia, merancang rumah ini dengan memadukan desain tradisional Victorian dan gaya kontemporer. Hasilnya, sentuhan perpaduan kedua gaya tersebut membuat bangunan hunian ini menjadi unik. Tentu rumah Victorian kontemporer ini dapat Anda jadikan inspirasi. Victorian kontemporer adalah sebutan bagi gaya arsitektur Victorian yang paling terkini dan sudah mengalami perubahan.

”Gaya Victorian sendiri berasal dari gaya arsitektur rumah yang berornamen, atau berhiasan, terutama yang menyadur hiasan bertema alam, seperti dedaunan, ranting,dan bunga,”papar arsitek Probo Hindarto. Di Indonesia, gaya rumah Victorian kontemporer sahsah saja Anda adaptasikan menjadi gaya sebuah hunian yang klasik tanpa meninggalkan unsur modern. Asalkan Anda harus mempertimbangkan kesatuan lingkungan. ”Jadi, kita sesuaikan dengan unsur-unsur lokal walau mengadopsi gaya hunian dari luar negeri,”saran Widi.

”Penanganannya bisa dengan membuat atap yang lebih memayungi bangunan, tembok, dan menggunakan teritisan-teritisan untuk jendela,” saran Probo, pemilik biro arsitek ASTUDIO. Selain itu bentuk atapnya juga harus diperlebar dan memperhatikan bentuk desain kanopi atau penahan hujan di atas jendela-jendela karena tingkat curah hujan di Indonesia tinggi. Permainan garis atap yang runcing dan garis vertikal yang tegas menjadikan rumah Victorian kontemporer ini berkesan kokoh tanpa meninggalkan kesederhanaannya.

” Rumah-rumah gaya Victorian ini banyak memiliki unsur garis-garis kayu yang ditonjolkan sehingga bisa dilihat dari unsur lis vertikal garis-garis yang menunjukkan konstruksi kayunya,” sebut Probo yang juga penulis beberapa buku bertema desain interior dan arsitektur. Menurut Widi, alumnus Teknik Arsitektur Universitas Gajah Mada, rumah kontemporer yang memang menganut gaya modern cenderung transparan dengan penggunaan bahan material kaca yang dipadu dengan bahan alumunium.Tak heran banyak jendela dipasang di setiap sisi rumah ini.(wida/MG-14)

Pertanyaan dan jawaban

1. Sebenarnya, ciri2 interior rumah bergaya kontemporer itu apa saja?

Kontemporer, dari sisi etimologi bahasanya dapat diartikan sebagai 'yang terkini', atau memiliki pengertian yang sama dengan 'modern'. Kontemporer Victorian adalah sebutan bagi gaya arsitektur Victorian yang paling terkini, alias yang sudah mengalami perubahan. Gaya Victorian sendiri berasal dari gaya arsitektur rumah yang berornamen, atau berhiasan, terutama yang menyadur hiasan bertema alam, seperti dedaunan, ranting dan bunga.


(Photo by; Alain Fradette, stock.xschng)


2. Apa yang perlu diperhatikan jika kita (baca: org Indonesia) ingin mengadaptasi desain rumah dari luar negeri? Misalnya ingin mengadaptasi gaya victorian ini dalam rumah mereka.

Yang perlu diperhatikan untuk mengadaptasi desain dari luar negeri terutama adalah kesesuaiannya dengan iklim setempat, yaitu iklim Indonesia. Gaya Victorian ini dibuat dan didesain untuk negeri empat musim yang tentunya berbeda dengan iklim Indonesia karena mereka tidak memiliki musim hujan yang banyak seperti negeri kita ini. Penyesuaiannya tentunya pada penanganan tampias air hujan, misalnya dengan membuat atap yang lebih memayungi bangunan, tembok, serta menggunakan teritisan-teritisan untuk jendela.

Yang perlu diperhatikan lagi untuk mengadaptasi gaya arsitektur luar negeri adalah kesesuaiannya untuk digunakan di Indonesia dari segi budaya. Biasanya bila sebuah gaya seperti ini hadir ditengah-tengah masyarakat, akan hadir sebagai gaya arsitektur yang digemari dalam jangka waktu tertentu dan setelah itu berganti gaya arsitektur lainnya.

3. Apa warna interior yang cocok untuk rumah bergaya kontemporer? Apa justru bebas memilih warna?

Warna-warna untuk gaya Victorian terutama yang 'American style' banyak menggunakan warna-warna mencolok seperti biru, pink, kuning, merah muda, dan sebagainya. Gaya Victorian yang berasal dari Eropa banyak menggunakan warna bahan yang asli, seperti warna batu-bata, kayu, dan sebagainya.

Bila berbicara tentang 'kontemporer', lain dengan bicara tentang 'kontemporer Victorian'. Gaya kontemporer atau gaya modern saat ini banyak menggunakan warna-warna natural dari bahan, seperti warna kayu untuk kayu, warna tembok yang tidak dicat (jadi dibiarkan warna semennya), warna putih, abu-abu, hitam, dan warna material lainnya.

4. Furnitur apa saja yang kerap ada di bagian foyer?(karena umumnya rumah yang ada di luar negeri menyertakan foyer di rumah mereka)

Furniture di bagian foyer rumah biasanya diisi dengan meja konsul, sebagai furniture utama. Sebagai tambahan bisa digunakan kursi tunggu, namun tidak banyak digunakan. Lemari penyimpan sepatu, jas, dan benda-benda bawaan juga kadang digunakan. Pernik-pernik interior digunakan di foyer sebagai pemanis; lukisan, cermin, vas-vas bunga baik yang diletakkan di lantai maupun diatas meja konsul,

5. Apakah sah-sah saja jika kita memadukan interior dengan sentuhan tradisional pada rumah yang eksteriornya kontemporer (modern)?

Sah-sah saja memadukan gaya arsitektur, terutama bila kita masih memiliki kegemaran pada benda-benda etnis dan tradisional (terutama yang dari Indonesia). Namun tentunya harus dipahami bahwa keduanya berasal dari kebudayaan yang berbeda, sehingga gaya arsitektur tradisional berbeda dari yang modern. Gaya tradisional banyak memiliki ukiran-ukiran, simbol-simbol khusus, yang diterapkan pada perabot, interior dan eksterior. Gaya modern adalah gaya yang sederhana, tidak berornamen, fungsional dan tidak ada ukiran, hiasan dan sebagainya. Karena itu biasanya 'gaya etnik' memakai hiasan-hiasan, pajangan yang kecil dan tidak mendominasi ruangan bila gaya rumahnya sudah modern.

6. Apa pendapat Mas Probo ttg desain dan arsitektur rumah ini?

Arsitektur rumah tersebut sangat khas gaya Victorian yang dipakai di Amerika, yang mendapatkan inspirasinya dari rumah-rumah bergaya Victorian lain di Eropa dan Amerika. Dengan bahan dasar kayu atau laminate wood, menjadikan rumah seperti ini menonjolkan garis-garis kayu dan struktur kayunya. Memang sangat khas dan 'cantik', serta mengundang perhatian karena warna yang cerah tersebut.

Gaya seperti ini bila diterapkan di Indonesia harus memperhatikan seksama desain kanopi atau penahan hujan diatas jendela-jendela, selain itu bentuk atapnya juga harus diperlebar. Karena gaya ini dipengaruhi oleh gaya hidup orang Amerika, maka ada kemungkinan gaya hidup dan penataan ruang-ruang didalamnya juga berbeda dari yang biasa dipakai di Indonesia.

Batuan ekspos untuk gaya rumah Minimalis

Batuan ekspos untuk gaya rumah Minimalis

Gaya rumah minimalis, yang sedang digandrungi saat ini, adalah termasuk gaya modern saduran dari luar negeri. Namun ternyata, di Indonesia kita sering mendapati gaya minimalis dipadukan dengan unsur-unsur 'lokal', seperti misalnya batuan ekspos. Yang dimaksud batuan ekspos adalah susunan batuan yang sengaja diperlihatkan melalui tampilan bangunan, misalnya batuan yang dipotong tipis-tipis dan ditata pada permukaan dinding bangunan. Umumnya batuan ekspos digunakan pada bagian eksterior bangunan (luar), meskipun banyak juga orang yang menyukai unsur batuan ini hadir didalam interior rumah. Banyak orang menyukai ide menggunakan batuan ekspos karena membuat rumah terasa lebih 'dingin', sejuk dan dekat dengan alam

Memandang batuan seperti ini, memang mengingatkan kita pada kesan alami dari alam yang sesungguhnya. Tak heran, karena batuan banyak ditemukan di sungai, tebing, pegunungan, sekitar air terjun, dan tempat-tempat alami lainnya. Ternyata, yang alami ini bisa juga dipadukan dengan unsur-unsur modern seperti kaca, tembok biasa dan bahan alami lain, seperti kayu. Tampilannya yang bersahaja, sekaligus memiliki karakter kuat, turut memberikan tampilan unik pada rumah tinggal maupun bangunan lainnya.

Khusus untuk desain rumah minimalis, terdapat beberapa pilihan batuan yang sering digunakan, antara lain batu andesit dan batu candi. Keduanya memiliki tekstur dan tampilan yang hampir sama, hanya saja batu andesit lebih kuat dan padat daripada batu candi, selain itu lebih mampu menahan tumbuhnya lumut.

Cara memasang batuan ini biasanya dipilih susunan yang segaris, untuk mendukung gaya minimalis yang digunakan. Tampilan bergaris-garis ini membentuk susunan seperti susunan bata. Adakalanya susunan batuan ekspos ini cukup inovatif, seperti susunan tidak rata, berselang-seling, dan sebagainya.


sumber gambar: http://images.lowes.com/general/b/brickpatio_patterns.jpg

Untuk memasang batuan ekspos ini pada rumah bergaya minimalis, sebaiknya kita memperhatikan jenis batu yang digunakan. Karena 'gaya minimalis' cukup banyak menggunakan warna-warna netral, maka warna batuan yang abu-abu cenderung hitam cukup sesuai dengan gaya ini. Batuan lain seperti batu paras dan palimanan, cukup sesuai digunakan untuk gaya arsitektur Mediterania, klasik atau etnik.

Jangan lupa memilih tukang yang berpengalaman untuk memasang batuan ekspos ini, karena pekerjaan ini menuntut keahlian dan ketelitian dalam memasangnya. Setelah dipasang, batuan ini bisa diberi coating, lapisan agar tampilan batuan lebih bagus dan mudah dibersihkan. Coating juga membuat batuan lebih tahan lumut. Pilihan coating yang tersedia adalah glossy (mengkilap), atau dove (buram). Perbedaan kilap atau buram ini terlihat dari kesan permukaan batuan yang cenderung memantulkan cahaya atau tidak.

Skema warna rumah gaya minimalis

Skema warna rumah gaya minimalis

Warna memang selalu berkaitan dengan desain, demikian pula dengan desain rumah. Saat ini, banyak rumah modern minimalis menggunakan skema warna tertentu. Bila kita perhatikan, skema warna ini terbagi menjadi dua; skema warna 'ngejreng' dan skema warna 'minimalis'. Warna berani dimunculkan dari penggunaan warna cat. Sedangkan warna 'minimalis' yang dingin dan menenangkan dimunculkan dari warna material bahan dan cat.

Warna-warna yang sering dipilih termasuk warna natural (alami), atau warna dari material yang digunakan. Warna ini muncul dari warna asli dari bahan itu, misalnya bila menggunakan kayu, maka warna kayunya yang muncul, alias tidak dicat. Warna-warna lain juga seperti warna beton ekspos, batuan ekspos, yang masing-masing memberikan karakter yang unik. Hal ini sebenarnya yang menjadikan gaya minimalis seringkali cukup mahal dalam penggunaan bahan, karena bahan-bahan material ekspos ini menuntut kualitas material yang prima dan presisi.

Bahan material ini tentunya bila dibiarkan telanjang, memerlukan perhatian khusus, dari sisi kualitas. Tentunya kita tidak ingin tampilan bahan kayu, batuan, ataupun beton tersebut tampil kurang menarik karena tidak presisi, tidak halus, atau cacat. Saat ini, selain material alami, banyak material baru diproduksi dengan lebih murah namun menampilkan karakter bahan tersebut, seperti bahan kayu olahan.

Namun termasuk fenomena menarik juga karena warna-warna berani ternyata muncul pula dalam arsitektur rumah bergaya modern minimalis, yaitu warna-warna seperti merah, jingga, hijau muda dan kuning. Warna-warna ini ternyata justru menjadi warna yang 'mencuat' diantara warna-warna alami yang digunakan dalam gaya minimalis. Barangkali karena skema warna yang kontras justru menjadi daya tarik utama dari sebuah rumah minimalis. Warna-warna netral juga digemari dalam gaya rumah minimalis, seperti gradasi warna hitam, abu-abu, putih, serta warna alam seperti cat warna coklat, terakota, dan sebagainya.

Arsitektur Rumah Pantai

Arsitektur Rumah Pantai

Catatan Probo Hindarto:
Untuk Artikel 'Home and Garden' edisi Rabu, 26 Maret 2008, Koran Sindo mewawancarai saya.
Untuk melihat full version artikel, silahkan klik image dibawah ini:

Free Image Hosting at www.ImageShack.us

QuickPost Quickpost this image to Myspace, Digg, Facebook, and others!
Berikut ini artikel yang disempurnakan tentang topik arsitektur rumah pantai
.
Dalam Koran Sindo:
Rumah Pantai Metropolitan

Rabu, 26 Maret 2008 - 15:40 wib

Rumah Leny Agustin (Foto: Yulianto/SINDO)
IMPIAN memiliki rumah pantai di kota metropolitan bukan hal mustahil lagi. Dengan bermunculnya berbagai macam desain dan model semua menjadi mungkin.

Tema rumah pantai paling populer adalah tema Mediteranian. Tampilan rumah Mediterania memang terkesan lebih ceria karena warna-warna yang menyertainya umumnya warna pastel. Bentuk eksterior dan desain rumah juga lebih rileks dan tidak kaku seperti rumah kebanyakan.

Namun, sifat dasar bangunannya dianggap kurang sesuai dengan iklim Indonesia. Kondisi alam di negara-negara sekitar laut tengah, tempat asal model rumah Mediteranian, memang jauh berbeda dengan di Indonesia. Probo Hindarto, arsitektur dari Astudio menjelaskan bentuk rumah Mediterania di beberapa negara seperti Yunani.

"Di Yunani, bangunan, kuilnya dari batu ukir karena memang bahannya tersedia melimpah. Kalau di Afrika, Maroko, Spanyol menggunakan tanah lihat. Sedangkan di Indonesia, batu bata lebih tepat," ujar Probo. Perbedaan temperatur siang-malam di negara tersebut memerlukan dinding khusus dan tebal untuk menyimpan panas.

Sementara di Indonesia dengan iklim tropis lembab, hal itu tidak diperlukan. Yessy Gusman, aktris yang terkenal pada tahun 80-an pernah memiliki rumah di kawasan Pantai Indah Kapuk. Dia merasa senang menempati rumah bergaya Victorian dengan view lepas ke laut.

"Rumah bergaya Victorian lebih anggun dan saya juga suka rumah batu. Selain itu, pemandangannya bagus, sejuk ya, kita lihat air, lokasinya juga dekat dengan mal," terangnya. Namun, masalah muncul ketika air pasang dan mulai menggenangi jalan di depan rumah.

Masalah air pasang pastinya tidak akan menimpa rumah-rumah di daerah jauh dari laut dan jika hendak ?'memboyong'' rumah pantai ke kota hendaknya memperhatikan pakem-pakem rumah tropis. Artinya, mengadaptasi gaya apa pun, Mediteranian, art deco, modern, minimalis atau klasik disarankan untuk mematuhi pakem rumah tropis.

Yaitu, memiliki ventilasi cukup, mampu mengakomodasikan kebutuhan dua musim, kemarau dan hujan, serta memiliki sistem penghawaan alami untuk mengatasi kelembaban. Model arsitektur rumah pantai metropolitan pun menjadi pilihan semata, bukan keharusan. Jika gaya Mediteranian atau modernetnik tidak sesuai dengan gaya Anda, coba berkonsultasi dengan arsitek untuk melahirkan rumah impian nan personal.

Rumah pantai selalu identik dengan suasana resort, karena lingkungan pantai sendiri sudah menawarkan suasana relaksasi. Bahkan rumah pantai juga bisa menjadi simbol status, karenanya daerah wisata dengan banyak pantai, biasanya memiliki rumah-rumah peristirahatan.


Photo by: DJSlane, stock.xchange

Arsitektur rumah pantai, sebaiknya memperhatikan iklim pantai yang cukup spesifik, yaitu iklim tropis basah yang dipengaruhi oleh uap air laut, menjadikan udara sekitar pantai menjadi lembab. Sehubungan dengan itu, perabot seringkali menjadi 'korban' dari hawa lembab, bila tidak diimbangi dengan penghawaan alami yang baik. Dalam arti, perabot seperti lemari kayu bisa cepat lapuk bila udara lembab berkumpul di sudut ruangan.


Photo by: Rometree, stock.xchange

Apakah jenis arsitektur yang paling sesuai untuk rumah pantai? Jawabnya tentu saja rumah yang memperhatikan berbagai prinsip arsitektur tropis, seperti memperhatikan penghawaan alami, dan menggunakan pencahayaan alami dari matahari. Hal lain seperti turunnya hujan, juga perlu diperhatikan. Tidak masalah kita menggunakan gaya arsitektur apapun, seperti gaya Mediterania, gaya klasik, maupun gaya modern, karena hal paling penting diperhatikan adalah iklim.

Sepanjang rumah tersebut dapat beradaptasi dengan baik pada lingkungan tropis pantai, maka tidak menjadi masalah. Dalam wawancara dengan koran Sindo, saya juga menjelaskan bahwa rumah bergaya Mediterania tidak masalah untuk diterapkan pada desain rumah pantai. Yang paling penting; memperhatikan perbedaan iklim wilayah Mediterania asalnya dan iklim Indonesia. Di Mediterania, khususnya daerah-daerah seperti Yunani-Romawi, Afrika utara, dan Arab-Palestina-Israel, memang merupakan daerah kering dimana perbedaan suhu udara antara siang dan malamnya sangat besar. Akibatnya tembok dibuat sangat tebal agar bisa menyimpan panas. Tembok rumah di Indonesia? Memakai tembok bata juga sudah cukup, karena perbedaan suhu tidak terlalu besar.

Mengapa gaya rumah Mediterania seringkali diasosiasikan dengan rumah pantai? Hal ini karena Mediterania memiliki banyak pantai, dan banyak rumah-rumah resort.

Penting untuk Rumah Pantai
Yang paling penting untuk rumah pantai, adalah kesan resort dalam penampilan, kesan ruang dan interior rumah tersebut. Usahakan memiliki jendela-jendela yang besar agar view luar ruangan dapat masuk dan dinikmati dari dalam rumah. Penggunaan material alami seperti batuan ekspos, kayu, dan sebagainya cukup menarik untuk digunakan, karena kesan alaminya dapat mendekatkan kita pada alam. Penggunaan material berkesan alami memang dapat membawa kita untuk memiliki rumah pantai dengan ciri khas Indonesia, seperti penggunaan atap rumbia.